ESCAPADE GOES TO UJUNG GENTENG (Back 2 Zero)

Hi Escapaders,

Mengawali kegiatan teturingan di tahun 2016. Kami mengadakan turing ke Pantai Ujung Genteng, tepatnya pada tanggal 21-22 Mei 2016. Turing kali ini diikuti 10 peserta dengan 8 motor yakni Boris+Vivi, Alim, Jon Jono, Riski, P Endah+istri, Jack dan juga Anto dan Tama.

Start Point yang kami gunakan adalah di sebuah rumah (familynya om Jek) di komplek Badak Putih, Ciapus-Bogor, Semua bermalam di sana pada jumat malam tgl.20 Mei 2016. Kecuali saia yang menyusul pagi-pagi pada tgl.21 Mei 2016.

Jam 07.00 pagi, semua sudah siap, pamitan dengan tuan rumah, lalu berdoa bersama, semoga perjalanan turing kali ini diberikan keselamatan saat perjalanan berangkat dan juga saat perjalanan pulang hingga tiba di rumah masing-masing. Aamiinn. Sesuai motto baru kami yakni Back2Zero (Back To Zero), Berangkat dari titik nol, dan kembali ke titik nol.



Om Jack memandu kami di jalur alternatif hingga ke jalan raya Sukabumi, sebelum akhirnya diambil alih oleh pak Jon Jono sebagai RC, terus melaju di jalur Bogor-Sukabumi, hingga belok kanan arah Cikidang-Pelabuhan Ratu.

Sedang menikmati asyiknya riding di daerah cikidang yang penuh tikungan kanan dan kiri, tiba-tiba RC (Mr. Jon Jono) mengangkat tangan, tandanya menyerah, alias minta berhenti, ha..ha.. bro Jon ngantuk berat katanya. Oke kita semua break di sini ya guys, ngupi-ngupi dulu, istirahat sebentar. Saat itu jam menunjukkan pukul 09.00 pagi.



Ngga pake lama, kami gas lagi. Lanjut terus mengarah Pelabuhan Ratu. Formasi rider yang ideal dan dengan kapasitas dan skill turing kami yang sudah cukup berpengalaman, membuat kami sangat menikmati perjalanan pagi itu. Tak ada yang tertinggal, tak ada yang hilang, semua bisa bersama beriringan.

Tibalah kami di Pelabuhan Ratu, sekitar pukul 10.30. Jauh lebih cepat dari itinerary yang telah kami buat yakni rencananya akan makan siang enak di Pelabuhan Ratu. Namun karena masih pagi dan sedang asyik-asyiknya riding, kami cuss aja terus ke arah Ujung Genteng. Di jalur ini, Boris mengambil alih sebagai RC.

Di luar dugaan, di jalur ini, ngga kalah asyik dengan jalur Cikidang, cornering ngga ada habisnya, betul-betul kami dimanjakan dengan apa yang namanya cornering dalam dunia permotoran, miring kanan, miring kiri, melalui hutan, perkampungan dan juga kebon teh. Saia membayangkan, sebagai seorang Lorenzo saat itu.



Lepas jalanan keboh teh, kami dihadapkan dengan beberapa kondisi jalan yang tengah diperbaiki. Sedang ada pengaspalan. Sesekali kami harus berhenti sebab harus gantian lewatnya. Disaat sedang berhenti, saia yang terposisikan paling belakang (sweeper ceritanya), merangsek ke depan, menghampiri sang RC, Boris. Bro, break dulu yuu, kita cari warung, makan siang dan diskusi lagi. Well, tidak jauh dari jalanan rusak itu, kami menepi di pinggiran, sebuah warung sederhana. Tepatnya di desa Waluran (Maaf ya man teman, ga jadi makan enak di Pelabuhan Ratu, makan enaknya di sini dan begini sadja :P).
Kami break makan siang sekitar pukul 11.30.


Melipir ke Geopark Ciletuh

Ya, di warung itulah kami makan siang, sederhana memang, meski tak sesederhana harganya. Buat pengalaman sadja, sebelum makan, sebaiknya ditanyakan dengan seksama harga-harga menu yang ada. Ga usah gengsilah, demi menghindari kebocoran dana.

Sembari makan siang, kami berdiskusi, menentukan rencana selanjutnya, apakah langsung ke Ujung Genteng, ataukah melipir dulu. Sebab waktu masih siang, saia mengusulkan untuk melipir ke Geopark Ciletuh dulu, yakni sebuah Taman Alam di daerah Ciletuh, dan sudah tersohor di kalangan biker. Ga afdhol lah rasanya kita ke Ujung Genteng tapi tidak melipir dimari. Dan kebetulan, posisi break makan siang kita memang tidak jauh dari pertigaan Waluran. Sebuah pertigaan yang bisa juga mengarah ke arah Geopark Ciletuh. Tertera di plang penunjuk arah hanya 17KM, menuju Geopark Ciletuh, dari pertigaan tersebut.

Tante Vivi mulai menghitung satu persatu, lalu membayarnya. Kami sepakat mengarah ke Geopark Ciletuh, lagi pula cuma 17KM menurut papan petunjuk, sehingga tidak butuh waktu lama untuk mencapainya. Dan kita bisa sholat Dzuhur di sekitaran sana.

Yuk Guys, kita cuss lagi, dari pertigaan waluran, kita ambil kanan, menuju Geopark Ciletuh.

Memasuki jalanan itu, kami dihadapkan dengan banyaknya perbaikan jalan. Rupanya sedang dicanangkan perbaikan jalan berskala besar di daerah itu. Kami mampir di sebuah mini market, tepatnya Alfamart, untuk menyiapkan perbekalan, mana tau tidak ada lagi tempat belanja di daerah sana. Di dalam minimarket tersebut, saia sempatkan bertanya kepada salah satu penjaganya, "Mas, ini benar arah Geopark Ciletuh ya, yang ada tulisan "GEOPARK CILETUH" besar di pinggir pantai itu lho? kira-kira berapa lama lagi?" tanyaku sambil milah-milh biskuit seolah-olah mau belanja (padahal mau tanya doang).
Jawab sang penjaga, "Oh iya benar pak, nanti lurus aja, lalu setelah menemui pertigaan yang ada gapura di tengah, ambillah ke kanan, kira-kira 2 jam lagi lah sampainya. Di pertigaan itu, jika ambil lurus juga bisa mengarah ke Ujung Genteng".
"Hah?? 2 jam? ga salah mas? plang penunjuk arah kan cuma 17KM, koq sampe 2 jam?". Aku terkaget-kaget.
"Iya benar pak, jalanannya kurang bagus, jadinya lama", begitu alasan sang penjaga.

Namun se-jelek-jeleknya jalanan, saia masih ngga percaya, bahwa 17KM membutuhkan waktu tempuh hingga 2 jam, apalagi ditempuh dengan sepeda motor dengan rider yang sudah mumpuni dan punya jam terbang sangat tinggi. Hitungan matematisnya, 17KM/2jam, berarti speed kita cuma 8.5KM/jam?? bujug dah. Bekicot itumah.

Oke Tan, belanjanya sudah ya? kita lanjut yuu.

Kali ini, saia memimpin di depan, menjadi RC. Dengan modal sok tau dan percaya diri tinggi. Saia mulai membawa pasukan mengarah ke Geopark Ciletuh. Tidak terlalu sulit mencarinya, banyak papan petunjuk di setiap persimpangan jalan. Kita ikutin saja, terus masuk ke dalam, berbelok-belok, naik dan turun.

Odometer saia mencatat sudah sekitar 17KM saia sejak riding dari pertigaan Waluran, dan tibalah kami di suatu tempat yang saia curigai, dimana banyak orang yang bersantai di situ, di sebuah tempat yang teduh, serta terlihat samar-samar ada pemandangan exotis di sampingnya, luas menghampar ke bawah, hingga ke lautan. Sebuah lukisaan alam yang indah nan mempesona.

Saya putuskan berhenti di pinggiran situ, diikuti semua rombongan. Lalu, saia bertanya kepada seorang pemuda, bahwa apakah benar ini geopark Ciletuh? Tapi tulisan "GEOPARK CILETUH" besar yang berada dipinggir pantai itu mana ya?

Sang pemuda menjawab dengan panjang lebar, meski saia tidak terlalu mengerti. Kami ikuti saja arahannya, bahwa kami harus terus menyusuri jalanan itu sepanjang belasan kilometer lagi, melalui hutan, hingga mememui sebuah perkampungan dan pasar. Dari pasar itulah, tulisan "GEOPARK CILETUH" yang saya cari tidak jauh lagi.

Meski mau tidak mau harus melanjutkan perjalanan, tetapi tetap saja saya nggerundel dalam hati, kenapa katanya 17KM? lalu setelah 17KM, ini masih harus melanjutkan perjalanan lagi hingga belasan kilometer? yang benar saja dong yg bikin tulisan di waluran. Ah, jelas ini berpotensi tidak sesuai schedule, yakni bisa sampai di Ujung Genteng pada sore hari. Sudah pasti, kita akan tiba di Ujung Genteng pada malam hari. Well, rupanya, tempat saya bertanya di situ adalah yang disebut "Panenjoan", sebuah tebing dengan pemandangan exotis, yang merupakan pintu gerbangnya Geopark Ciletuh. Hmm................... oke aja dah.


Yuuk guys, cuss lagi, tanggung neh. Eits, tunggu, kita foto-foto sebentar ya..??



Bersama beriring dengan kecepatan sedang, kami teruskan perjalanan, menuju sebuah tulisan "GEOPARK CILETUH" besar yang saya cari. Di jalur ini, kami tidak bisa lagi kebut-kebutan dan melakukan cornering bergaya Jorge Lorenzo, tetapi judulnya adalah adventure. Yah, kami mendapai banyak jalanan yang msih dalam proses perbaikan. Masih off road, bebatuan dan tanah. Hati-hati guys, slow adjah.

Hutan demi hutan kami lalui, begitupun pesawahan dan juga perkampungan, tak jua kami menemukan tulisan itu. Ouwhh jauh nian... :((. Pantang menyerah sebelum mendapatkan apa yang saya cari, saya dan rombongan terus melangkah ke depan. Saya tau, banyak diantara mereka yang diliputi kekhawatiran akan salah jalan, mengingat saya yang berada di barisan paling depan, adalah orang dengan type yang walaupun kesasar, takkan pernah menyerah ataupun balik arah.

Sejurus kemudian, tibalah kami di sebuah persimpangan yang tidak ada papan penunjuk arah lagi ke Ciletuh, wah, lurus atau belok kiri ya? Saya bertanya kepada pak petani, pak petani begitu paham apa yang saya maksud. Alhamdulillah, beliau tau isi hatiku, bahwa tulisan "GEOPARK CILETUH" yang saya maksud tersebut sejatinya adalah sebuah tulisan besar di bibir pantai. Pantai Malangpang namanya. Tidak jauh lagi, iktui jalan ke kiri tersbut, dan hanya sekitar 30 menit lagi akan tiba di lokasi yang kami maksud. Terima kasih ya pak....

Wusshhh, merasa berada di jalan yang benar, saya nge-gas lebih kencang dari biasanya. Eitsss, yang lain ketinggalan euy ha...ha,.. maaf ya guys, saya terlalu semangat.

Benar saja, setelah melanjutkan perjalanan, dengan model jalan yang tidak jauh berbeda, yakni hutan, sawah dan perkampungan, tibalah kami di sebuah pasar. Pasar apa ya namanya? lupa deh. Di pasar itu, ada sebuah pertigaan. Kekiri adalah ke Pantai Malangpang yang akan kami tuju, dan ke kanan adalah ke Curug Sodong. Ke pantai Malangpang sendiri, menurut petunjuk google map dan juga tukang ojek setempat, tidak jauh lagi, hanya sekitar 3 kilometer. Siip sudah dekat.

Saat itu jam menunjukkan pukul 14.20, kita putuskan break di sebuah Masjid di pasar tersebut. Sholat Dzuhur dulu.
Dun guys, benar saja ya? apa yang di katakan penjaga alfamart di Waluran, dengan asumsi 10 menit lagi kita tiba di pantai Malangpang, maka tepat sekali rasanya dari Waluran menuju tulisan "GEOPARK CILETUH", membutuhkan waktu 2 jam perjalanan. Sebab saat di alfamart tersebut, adalah masih sekitar jam 12.30.


(bersambung)




Share this article :
 

+ komentar + 2 komentar

30 Mei 2016 pukul 16.57

mantabss....

31 Mei 2016 pukul 16.41

thnks

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. GG ESCAPADE - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Aliem Swazanazegger
Proudly powered by Blogger