TURLAKI, Turing Lampung-Kiluan (Bagian 4)

Sore itu, kami menghabiskan waktu di pantai pulau kepala, mandi di pantai, snorkling, menatap sunset dan bersenda gurau di pantai pulau kelapa.

Senja telah tiba, langitpun mulai gelap, kami kembali ke homestay menggunakan perahu jungkung. Kami membersihkan diri, mandi, sholat maghrib lalu duduk santai di saung di depan homestay, sambil menunggu jamuan makan malam. Hujan turun di senja itu, menambah suasana syahdu di kampung itu, kampung yang masih asri, jauh dari kebisingan dan hingar bingar kota. Dan bahkan, tidak ada Televisi di kampung itu. Tiba-tiba, di tengah serunya kami ngariung, kami dikagetkan dengan kedatangan seseorang, sontak obrolan kami menjadi buyar, lantaran kami sudah tidak sabar untuk menyantap makan malam, ah.. rupanya itu si ibu yang membawakan hidangan makan malam untuk kita... ayo guyss kita sikat hidangan makan malam.... serbuuu....

Kami segera menyantapnya bersama, tanpa perasaan sungkan ataupun malu. Hangat nian suasananya. Kami makan bersama, santai bersama, hingga larut malam.




Berburu Lumba-Lumba

Guys, inilah saat yang ditunggu-tunggu, saat di mana kita akan berburu lumba-lumba, di lautan lepas, di habitat asli mereka. Ini akan menjadi petualangan yang sangat seru, kami tidak sabar memulainya.

Selepas mandi, pagi itu pukul 06.00, kami sudah siap dengan baju pelampung, lalu berdiri di bibir pantai, menunggu perahu jungkung untuk kita gunakan melihat lumba-lumba di sana, agak jauh ke sana, mengarah ke tengah lautan lepas. Kami terbagi menjadi 4 perahu, sebab 1 perahu hanya boleh maksimal 4 orang (termasuk mas perahunya), itu semua demi keselematan.

Kulihat semua perahu sudah meluncur, cepat sekali laju mereka, karena perahu jungkung ini menggunakan mesin untuk menggerakkannya. Lho, tapi mengapa perahu yang saya pilih bersama pak Karmadi ini, tidak kunjung berangkat? Kemana mas perahunya?? Tengok sana, tengok sini, ah itu dia..., kulihat mas perahunya sedang bikin kopi, untuk dibawa melaut, bujug, ayolah mas, ketinggalan jauh ini.....

Dan benar saja, saya bahkan sudah tidak bisa melihat perahu jungkung peserta lainnya, sebab terpaut cukup jauh. Belum lagi perahu saya beberapa kali mesinnya mati karena baling-balingnya tersangkut sampah. Ah sue!

Kami terus melaju ke tengah lautan, jauh dan semakin jauh, bahkan kulihat jam sudah 30 menit perjalanan, masih saja melaju ke tengah, duh, jauh nian ini tempat lumba-lumbanya. Hingga sekitar 40 menit perjalanan, barulah kami mulai berhenti, mencari dimana lumba-lumba menari-nari. Terkadang kami harus ke arah sana, lalu balik lagi ke sana, bolak-bolak bolak-balik mengejar si dolphin. Rasanya seperti maen petak umpet sama lumba-lumba.



















(bersambung)








Share this article :
 

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. GG ESCAPADE - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Aliem Swazanazegger
Proudly powered by Blogger