TURPANCI, a Colorful Journey

Ide ini muncul berawal dari kegiatan sebelumnya yakni Turcamjer di Citarik-Sukabumi, tidak disangka, usulan Tante Vivi terrealisasikan!



Berawal dari suksesnya acara Turcamjer pada Maret 2015, seperti biasa, base camp kami (resto bang Kitting) selalu penuh dengan obrolan kegiatan Escapade. Tak butuh lama untuk meNENTUKAN target selanjutnya, kami langsung sepakat dan ketuk palu, “Guci+Pantai Menganti” adalah target selanjutnya. Ngga pake lama, tanggal 15-17 Mei 2015 harus jadi. Dan terciptalah tema kegiatan tersebut: Turpanci Plus (Turing Pantura-Guci plus Menganti).

Saya pribadi menanggapi santai usulan itu, pasalnya, saya masih terbawa euphoria turcamjer, rasanya belum bisa move on ke agenda lainnya. Disamping itu, saya juga belum pernah riding sejauh itu. Jiperrrrr klo boleh dibilang mah.

Pendataan peserta mulai dilakukan, bahkan hingga mendekati hari H, nama sayapun belum tercantum di list. Namun saya tetap berprinsip “dalamdiamkumempersiapkan”.

Tibalah hari yang di tunggu-tunggu, Jumat 15 Mei 2015. Final peserta sudah didapatkan, dan termasuk nama saya di dalamnya. Kami terikat komitmen untuk melaksanakannya, meski diliputi keraguan beberapa peserta antara ikut dan tidak ikut, karna factor pekerjaan dan lainnya.

Keberangkatan terbagi menjadi 2 kloter, kloter pertama berangkat pukul 19.30, terdiri dari Om Jek, Pa Endah, Handry, Rahma, Lenny, Ipul, Alim, Lifa dan Juga bro Nurdin yang menunggu di Karawang. Sementara Kloter 2 berangkat pukul 22.30 terdiri dari bro Boris, Tante Vivi, Aldy, Ibnu.

Cerita perjalanan menuju Kota Tegal

Kloter 1 berangkat dari KBN pukul 19.30, terdiri dari om Jek, Ipul, pa Endah, Lenny, Handry, Rahma. Setelah menyiapkan sgala sesuatunya, briefing, berdoa, foto-foto, lalu tancap gas mengikuti rute yang telah ditentukan sebelumnya. Om Jek memimpin rombongan,  melaju ke arah Bekasi melalui kranji lalu mengarah ke Blue Plasa Bekasi, sebuah tempat yang sudah disepakati untuk menemui saya dan Lifa. Oke, kami sudah bertemu,  selanjutnya saya menjadi RC untuk menuju Karawang, menjemput bro Nurdin yang telah menunggu kami. Ok siap semuanya ya? Ikutin saya sampai di PoM Bensin jalan Baru Karawang.

Dengan konvoi santai, kami melalui rute Kalimalang-Cibitung-Cikarang dan Karawang, relatif rame lancar malam itu. Kurang lebih 1 jam perjalanan, tibalah kami di POM Bensin jln. Baru Karawang, nah tu dia bro Nurdin lagi ngopi.

Tidak lama di POM Bensin Karawang, kami melanjutkan perjalanan itu lagi, namun hanya beberapa menit lepas landas, kami harus kembali berhenti di pinggir jalan di Karawang, ngapain? Makan Nas Gor. Sembari memantau tim kloter 2 yg malam itu masih belum berangkat.



 

 Oke cukup ya istirahatnya, kita lanjutkan perjalanan menuju Tegal. Bro Nurdin menjadi RC, dan saya menjadi sweepernya.

Malam itu, kami beriringan mengarungi jalur Pantura, dimulai dari Cikarang, Karawang, Cikampek, Ciasem, Pamanukan dan seterusnya hingga Tegal. Lalu lintas cukup padat, didominasi oleh truk-truk besar. Entah kenapa malam itu sangat banyak truknya, ngga habis-habis sepanjang jalan pantura. Rombongan beriringan santai dengan kecepatan sedang sekitar 70 kmpj. Kondisi jalannya sendiri relative mulus, pun ada juga beberapa lobang yang harus diwaspadi. So, safety riding semuanya yak.
Sekitar pukul 01.00 dini hari, kami tiba di sekitaran Indramayu, kami beristirahat di sebuah warung  di samping POM Bensin dengan lokasi parkiran yg cukup luas. Oke, kita ngupi-ngupi dulu, sembari memantau pasukan kloter-2. Saat itu, koter-2 terpantau sudah memasuki daerah Karawang.

Setelah dirasa cukup, kami melanjutkan riding lagi, terus ke timur menuju Tegal. Memasuki wilayah Lohbener, jalanannya banyak lobang bro, harus extra hati2, saya kena tuh lobang besar, untungnya tidak terjadi apa2. Selanjutnya, kami memasuki kabupaten Cirebon, terjadi kemacetan parah, rupanya kemacetan disebabkan karena antrian kendaraan yang akan masuk tol palimanan.

Kami lalu memasuki kota Cirebon, sebuah kota yang membuatku teringat seseorang (#halah), cukup sepi malam itu di Cirebon, mungkin karena dini hari ya, sekitaran pukul 02.30 sih, jadi hanya sebentaran melaluinya karena sangat lancar. Ah, masa iya sih cuma sebentaran merasakan Cirebon? Tak perlu sedih meninggalkannya, sebab nanti pas pulang kita akan melaluinya lagi. Ahayy…
Lanjut lagi hingga ke Kanci, lalu Losari. Jalanan begitu sepi dan lenggang. Tiba-tiba, gerimis mengundang, namun kami tetap melaju, tak disangka, gerimis menjadi hujan, kami neduh di pinggir jalan daerah Losari, di sebuah gedung tua yang tak berpenghuni. Mungkin memang ada penghuni makhluk lain namun kami tak merasakannya. Kami duduk-duduk sembari nunggu hujan reda, sementara para cewek malah pada tidur di atas sebuah balai. Terpantau juga kloter-2 sudah memasuki jalur pantura, namun entah di daerah mana saya lupa. Pokoknya di Pantura deh. Dan malam itu hujan terus mengguyur. Jarum jam menunjukkan pukul 02.50, dingin, hening nan sepi.

Kira-kira 30 menit kami menunggu. Hujan mulai reda, ayo guys kita lanjutkan riding lagi. Dan kamipun kembali melaju, menembus dinginnya malam, menuju Brebes hingga ke Tegal. Memasuki wilayah kabupaten Tegal, mata mulai lelah, truk-truk dan bus di depan serasa pada berbayang, ku geleng-gelengkankan kepala berulang kali untuk menormalkan pandangan. Untunglah saya membawa boncenger hebat, dia tau apa yg harus dilakukan manakala sang nahkodanya ngantuk dan lelah.  Jika sudah begitu, gaya riding saya mulai semangat lagi danmenggila”, tarik panjang gas, lalu pelan lagi, manuver kanan-kiri ga jelas, tapi tetap berhati-hati. Hulk dan Si Jangkrik krik krik mulai mengaktifkan Crazy Riding mode, jauh meninggalkan Beb Malih, si Sexy dan AKDM (sebutan untuk motor-motor bro Nurdin, pa Endah dan Handry), melepaskan diri dari gaya riding monoton yang berpotensi tertidur di atas motor, meliuk-liuk di jalanan, ngebut ngga jelas dan apapun itu untuk mengusir kantuk.  Tapi semua itu, kami tetap mengedepankan safety riding. Bertanggung jawab penuh atas diri sendiri dan jiwa raga sang boncenger.

Terdengar adzan Subuh, kami sudah berada di Kota Tegal, tepatnya di terminal tegal, berisirahat di depannya, di sebuah kedai kopi. Seperti biasa kami ngopi-ngopi dulu, saya pesan susu hangat aja deh. Sembari beristirahat, kami mengontak bro Ropii, menanyakan alamatnya. Dia kirim map location, kami telusuri, alamak masih 32 kilometer lagi bro menuju rumahnya. Hufftt..., udah riding sampe subuh padahal. Tapi tak mengapa, kami enjoy aja, sebab inilah bagian dari warna-warna perjalanan. Karena ketika kita putuskan untuk ikut kegiatan seperti ini, maka beginilah konsekuensinya. Enjoy aja. Fokuslah pada yang inda-indah.

Ah.. saya memilih ke masjid terminal aja deh, ke toilet, sholat subuh dan rebahan sebentar. Bener-bener cuman sebentar tuh, kagak sempet dah tuh mata terpejam, omjek menelponku, ayo bro, kita lanjutkan perjalanan, begitu pintanya. Ealah, okelah om, siap.





Well, kami lanjutkan perjalanan pagi itu, langit mulai terang, pertanda pagi telah menyambut. Kami riding lagi menuju rumah bro Ropii, melalui rute slawi, lalu desa entah apa namanya. Benar saja, kami menempuh jarak sekitar 30an kilometer, kami tiba di rumah bro Ropii sekitar pukul 07.00. Kami disambut dengan hidangan dan minuman hangat, kami beristirahat dulu, sebelum menuju GUCI. Ayo bro, kita cari posisi, kita s e l o n j o r a n dulu.






Journey to Guci

Pagi itu, kami beristirahat di rumah bro Ropii, kami tiduran di dalam rumah, sambil menunggu kloter-2 tiba. Sebagian ada yang jalan-jalan liatin Sawah dan Kebo. Selagi tidur, tiba-tiba ada yang datang, ngamuk pula, kami yang lagi berbaris tidur ditendangin satu persatu, di suruh bangun. Oalah, rupanya bro Boris toh? Kloter-2 sudah tiba tuh sekitar 08.30. Oke selamat datang kawan. bagaimana perjalananmu semalam? Semoga berkesan :D.




Kami lalu disediakan ketupat opor ayam oleh tuan rumah, aduh nikmat bener euy, enak nih masakannya. Kami sarapan bersama. Nah lho, bro Boris nambah tuh, rupanya kelaperan dia, pantesan marah-marah ha..ha…

Cukup sarapan, ngopi dan obrolan santai, kami berkemas untuk persiapan ke Guci. Kira-kira pukul 11.00 kami semua menuju Tempat Wisata Guci, jarak tempuh dari rumah bro Ropii sekitar 30 kilometer. Namun sebelum itu, kami foto-foto bersama tuan rumah untuk kenang-kenangan. Terima kasih ya atas segala sambutan dan kerepotannya.






Dan bismillah, kami semua melaju ke Guci. Wew treknya ajiibb.., ngga nyangka treknya se-extrim itu, tikungan tajam dan naik turun yang curam. Beberapa anggota club motor lain terlihat ada yang jatuh. Alhamdulillah kami semua sukses melewatinya. Beberapa kilometer menjelang tempat wisata Guci, kami disuguhi dengan pemandangan yang aduhai, pegunungan rimbun di kanan kiri jalan, hijau memukau dan diselimuti kabut. Siang itu benar-benar kami berada di tempat yang indah, gerimis kecilpun serasa melengkapi keindahan siang itu, menambah nuansa romantis, serta menambah warna-warna indah perjalanan kami.






Tibalah kami di Tempat Wisata Guci, sangat ramai dengan pengunjung. Kami lalu berbelok ke kiri dan menanjak curam, memilih salah satu spot kolam renang hangat. Oke kita parkir di sini kawan, selanjutnya kita menuju lokasi kolam renag hangat, kita sewa tikar untuk duduk-duduk. Selanjutnya selamat menikmati hari indah ini. Dan Byurrr…, siapa tuh yang nyebur duluan? Alah seperti biasa si Jack Targian rupanya, orang tua gaol itu paling senang kalo acara mandi-mandi. Oke, om saya pun tak sabar untuk ikut mandi nih….


Satu-persatu mulai nyebur ke kolam, tak ketinggalan pula pa Endah yang juga ikut mandi. Si Ibnu paling ceria mandinya, Mereka semua larut dalam keceriaan. Handry, Aldy, bro Ropii, bro Boris, bu Rahma, Lenny semua larut dalam keceriaan. Saya sendiri bermain asyik dengan ban gratisan (ada orang yang kasih pinjam ke saya). Siapa tuh yang belum ikutan mandi? Nah trlihat tante Vivi yang masih duduk santai di tikar mulai mendekat ke kolam rupanya. Begitu sudah dekat di bibir kolam renang, bro Boris menghampirinya, dan Byurrrr. Tante Vivi diceburin ha..ha.. kaciaan deh.
Ah si Lifa kemana ya? Koq ngga keliatan? Trus siapa lagi ya yang ga ada? Ah entahlah, saya lupa siapa2 yang tidak ikutan mandi. Oh iya, bro Nurdin, mana dia? Nah tuh dia lagi jalan kemari sambil nenteng kolor (nemu darimana tuh kolor). Begitu sudah dekat dengan kami, alamak dia ditarik ke dalam kolam renang, basah kuyup tuh si kolor yang belum sempet dipakai, bersamaan dengan celana jin satu-satunya. Wah gimana tuh, ga bawa celana pengganti.






  

Kurang lebih selama 1 jam, kami menghabiskan waktu dengan keceriaan di kolam renang hangat. Meski siang hari, suasana agak gelap, sesekali kabut tebal melintasi kami, rasanya seperti mandi di awan. Indah suasana itu, membuat kami tak merasa lelah walau setelah riding ratusan kilometer.
Well, satu-persatu mulai naik ke permukaan, mandi bilas dan sekalian ganti kostum. Kita semua pakai seragam ya? Kaos Turpanci. Siip, semua sudah mengenakannya. Masih disekitaran kolam renang, kita berfoto-foto dulu, untuk kenang-kenangan. 





Selanjutnya, kita kemana ya? Kita makan siang yuukk?? Oke, mari kita cari tempat makan yang enak, kalo bisa yang cirikhas sini saja ya? Yang di Jakarta ngga ada.

Sembari mencari warung-warung, kami menuju tempat parkiran, menyimpan barang-barang yang ngga perlu dibawa. Kami lalu berjalan turun menuju ke pusat perbelanjaan. Berbagai macam souvenir/hasil bumi dijajakan di sini. Sangat ramai dan padat. Kami lalu menuju ke sebuah warung sate kelinci. Oke kawan, kita makan sate kelinci saja ya? Plus Tongseng kambing. Selamat makan siang semuanya, yang kenyang ya? Trip kita masih ratusan kilo lagi.






Puas dengan sate kelinci, kami siap-siap menuju parkiran. Tante vivi menunjukkan Map arah Menganti, masih 106 kilometer katanya, dan estimate sekitar 2 jam. Ah siapp, sekarang kan baru jam 15.00 jadi ya perkiraan jam 17.00 bisa sampai kan?? Begitulah kira-kira hitungan kasarnya.

Ok guys kita prepare semua yuukk?? Kita lanjutkan petualangan kita menuju Pantai Menganti. Namun di sini, kami harus berpisah dengan bro Ropii sebab dia tak ikutan ke pantai Menganti, wah sedih euy. Selamat tingal bro Ropii, sekali lagi terimasih atas segala sambutan dan jamuannya. Salam satu Nyali dari kami. Sampai jumpa di Ibukota.


Share this article :
 

+ komentar + 8 komentar

21 Mei 2015 pukul 10.45

Lanjuuuutt....

21 Mei 2015 pukul 11.28

siaappp

21 Mei 2015 pukul 14.21

judulnya ngga keberatan, salam satu nyali ._. ?!

21 Mei 2015 pukul 14.27

yang mana? yang paragraph terakhir itu? itu hanya untuk bro Ropii koq,
Klo judul sebenernya mah Colorful Journey

21 Mei 2015 pukul 14.55

laaanjuuuuttt.....hehehehehe...

21 Mei 2015 pukul 15.04

nih lanjutannya

http://ggescapade.blogspot.com/2015/05/turpanci-2-journey-to-south.html

12 Desember 2018 pukul 00.15

PENGAKUANG DARI IBU HASNA DI MALAYSIA
Asslamualaikum....
saya hanya sebagai perantara untuk menyampaikan tentang dana ghaib diperoleh melalui media doa-doa dzikir khusus bersama anak-anak yatim/piatu dan muda/mudi pesantren sehingga jauh dari hal-hal klenik/mistik yang tentunya dilarang oleh Agama.
PROGRAM PENARIKAN DANA GHOIB 1/2 HARI CAIR
Tingkat 1 = Untuk Hasil 500 Juta
Tingkat 2 = Untuk Hasil 1 Milyar
Tingkat 3 = Untuk Hasil 2 Milyar
Tingkat 4 = Untuk Hasil 3 Milyar
Tingkat 5 = Untuk Hasil 4 Milyar
Tingkat 6 = Untuk Hasil 5 Milyar
Tingkat 7 = Untuk Hasil 6 Milyar
Tingkat 8 = Untuk Hasil 7 Milyar
insyallah akan sukses jika anda mau mengambil keputusan untuk mengikuti program ini. ingat bahwa kita yang menjalakan tapi allah yang akan menentukan hasilnya.
JIKA ANDA BERMINAT, YAKIN DAN PERCAYA INSYA ALLAH AKAN BERHASIL, SAYA SENDIRI SUDAH BUKTIKAN ALHAMDULILLAH BERHASIL. JIKA ANDA BERMINAT SILAHKAN MBAH SORE - 085-256-133-981-Terima Kasih KTIK HTTP BLOG MBAH APA BILAH BERMINAT BERKUNJUNG - https://orangkamparsunaipadi.blogspot.com

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. GG ESCAPADE - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Aliem Swazanazegger
Proudly powered by Blogger