Saya beranjak dari tidurku, menunggu giliran mandi. Tak
berapa lama, om jek selesai mandi, sayapun mandi, lalu menyusul om Jek ke
Masjid, untuk menunaikan sholat Subuh.
Subuh itu, Ipul dan ibunya sudah sibuk, menyiapkan jamuan
sarapan untuk kami, kopi sudah siapkan di sebuah nampan. Di meja tamu.
Sepulang dari Masjid, kudapati teman2 sudah mulai terbangun,
satu-persatu menunggu giliran mandi. Saya sendiri sibuk merapikan barang2ku,
packing dan juga memerika kendaraan.
Sekitar pukul 06 pagi. Semua sudah berganti kostum dan rapi,
kami lalu sarapan bersama. Setelah itu, kami berfoto di depan rumah Ipul, berpamitan kepada ibunya Ipul, lalu berdoa bersama semoga diberikan keselamatan. Terima kasih ya Bu atas
jamuan dan tumpangannya.
Setelah smuanya siap, kira-kira pukul 07.00 kami semua
meninggalkan rumah Ipul, dengan diantar kembali oleh bapaknya Ipul, kami
melalui rute yang berbeda dengan semalam. Lho kenapa berbeda ya? Padahal saya
sudah bersiap untuk mengabadikan tempat dimana saya terjatuh, saya ingin
melihat detail demi detail, se-extrim apakah medan yang kami lalui tadi malam.
Kenapa sekarang rutenya berbeda?
Rupanya, rute tadi malam adalah rute yang bukan sebenarnya.
Rute sebenarnya adalah yang kami lalui pagi ini. Tadi malam kami diarahkan
melalui medan ekstrim itu, lantaran rute yang sebenarnya tidak bisa kami lalui,
sebab ada orang hajatan. Oalahh… itu toh penyebabnya? Okelah kalo begitu.
Tiba di ujung jalan raya, bapaknya Ipul tidak lagi mengantar
kami, kami berpamitan dan mengucapkan terima kasih banyak atas segala kebaikannya. Kami lalu melanjutkan
riding lagi, menuju pantai Menganti-Kebumen. Melalui Daerah Gombong, hingga masuk
ke daerah pedesaan.
Seperti biasa, saya terposisikan di formasi paling belakang,
kulihat, bu Rahma sibuk mengabadikan perjalanan ini, memotret dan merekam kami
dari atas sepeda motornya, menggunakan kamera HPnya. Maju ke depan, lalu mundur lagi,
begitu seterusnya hingga beberapa waktu. Action semuanya ya he..he..
Entah desa apa yang kami lalui saat itu, semakin jauh,
semakin berbeda kondisi jalannya. Kami seolah melalui perbukitan. Sesekali jalanan
menanjak sangat extrim, lalu menurun dengan curam. Wew, kudu extra hati-hati
nih guys…
Si Sexy, Jankgrik krik krik dan AKDM terjatuh
Hingga suatu ketika, kami mendapai tanjakan yang cukup
panjang. Tanjakan ini tidak kami perkirakan sebelumnya, sebab awalnya tidak
kelihatan sebab berada setelah tikungan. Karena tidak diperkirakan, beberapa
dari kami tidak siap dengan tanjakan panjang itu. Kulihat pa Endah kurang
antisipasi, beliau telat melakukan over gigi ditanjakan. Gas tidak seimbang,
sehingga……
Kulihat si Sexy mundur, pa Endah mencoba menahannya dengan
rem depan, tapi percuma saja, si Sexy tetap merosot. Benar saja, pa endah
keteteran, merosot turun dan robohlah dia, roboh ke kiri bersama dengan
pisang-pisangnya (satu tandan pisang yang diiket dijok belakangnya, oleh-oleh dari
bro Ropii). Jatuh persis di depan motor saya. Astagfirullahaladzim..,
pa Endah terjatuh. Saya dan Lifa adalah saksi hidup kejatuhannya.
Disaat yang hampir bersamaan, omjek yang posisinya dua motor di depan pa
endah, hilang keseimbangan juga. Lalu miring ke kiri dan menimpa motor Handry.
Robohlah mereka semua. AKDM jatuh untuk kali kedua. Bu Rahma kembali merintih kesakitan. Kami semua lalu turun untuk memberikan pertolongan.
Melanjutkan perjalanan ke Menganti, pola jalanannya tidak
berubah, khas jalanan perbukitan, naik turun dan berkelok-kelok, sepanjang
beberapa kilometer. Hingga suatu ketika, disaat kami mendapati tanjakan yang
cukup tinggi lagi, dan persis di ujung tanjakan yang sambil berbelok ke kanan,
kami dikejutkan oleh sebuah pemandangan yang tidak kami sangka-sangka. Dibalik ketinggian itu, terlihat sebuah pemandangan yang luar biasa, sebuah pantai
indah yang berbeda dengan pantai-pantai lainnya, pantai yang tampak tenang, anggun dan manja, karena di kelilingi oleh kekarnya perbukitan, sungguh sebuah mahakarya hebat dari Tuhan Yang
Maha Kuasa. Subhanallaahh… sangat indah pantai Menganti.
Expressi kebahagiaan kami sangat terlihat, serasa kalap dan
salah tingkah semua. Bagaikan mendapati sejuknya mata air di tengah dahaga,
bagaikan mendapatkan cahaya di tengah kegegelapan. Lupa akan semua beratnya
perjalanan. Semua terobati di sini. Di Menganti. Tak bisa kami gambarkan,
betapa bahagianya kami di saat itu.
Tanpa di komando, kami semua sibuk berfoto, di atas
ketinggian jalan, yang memperlihatkan pemandangan dan cakrawala indah, antara
langit dan samudra. Dahsyat nian hari itu.
+ komentar + 4 komentar
ko takada foto kejatuhan paend, or pose foto bareng di tanjakan asoy yg miring itu ?
iyaaa... nanti diupdate lagi, masih panjang ceritanya. Worry not ;).
foto nya udah ? foto rame2 yang di tepi tebing itu doonk di upload.. : )
ama yang logo escapade di punggung , ha ha
Oh yang itu ya..??
Nanti yang itu masuk ke bagian lain, yang judulnya "Menari-nari di Menganti".
Bentar lagi tayang...:)
Posting Komentar