TURPANCI, Journey To The South (2)

 Sayup-sayup kumendengar Adzan subuh, kuterbangun dari tidurku, kudapati, om Jek sudah tidak ada di tempatnya. Om Jek sudah bangun lebih awal, kumendengar ada suara orang mandi, ah itu pasti omjek.
Saya beranjak dari tidurku, menunggu giliran mandi. Tak berapa lama, om jek selesai mandi, sayapun mandi, lalu menyusul om Jek ke Masjid, untuk menunaikan sholat Subuh.

Subuh itu, Ipul dan ibunya sudah sibuk, menyiapkan jamuan sarapan untuk kami, kopi sudah siapkan di sebuah nampan. Di meja tamu.
Sepulang dari Masjid, kudapati teman2 sudah mulai terbangun, satu-persatu menunggu giliran mandi. Saya sendiri sibuk merapikan barang2ku, packing dan juga memerika kendaraan.

Sekitar pukul 06 pagi. Semua sudah berganti kostum dan rapi, kami lalu sarapan bersama. Setelah itu, kami berfoto di depan rumah Ipul, berpamitan kepada ibunya Ipul, lalu berdoa bersama semoga diberikan keselamatan. Terima kasih ya Bu atas jamuan dan tumpangannya.

Setelah smuanya siap, kira-kira pukul 07.00 kami semua meninggalkan rumah Ipul, dengan diantar kembali oleh bapaknya Ipul, kami melalui rute yang berbeda dengan semalam. Lho kenapa berbeda ya? Padahal saya sudah bersiap untuk mengabadikan tempat dimana saya terjatuh, saya ingin melihat detail demi detail, se-extrim apakah medan yang kami lalui tadi malam. Kenapa sekarang rutenya berbeda?

Rupanya, rute tadi malam adalah rute yang bukan sebenarnya. Rute sebenarnya adalah yang kami lalui pagi ini. Tadi malam kami diarahkan melalui medan ekstrim itu, lantaran rute yang sebenarnya tidak bisa kami lalui, sebab ada orang hajatan. Oalahh… itu toh penyebabnya? Okelah kalo begitu.
Tiba di ujung jalan raya, bapaknya Ipul tidak lagi mengantar kami, kami berpamitan dan mengucapkan terima kasih banyak atas segala kebaikannya. Kami lalu melanjutkan riding lagi, menuju pantai Menganti-Kebumen. Melalui Daerah Gombong, hingga masuk ke daerah pedesaan.





Perjalanan menuju pantai menganti

Seperti biasa, saya terposisikan di formasi paling belakang, kulihat, bu Rahma sibuk mengabadikan perjalanan ini, memotret dan merekam kami dari atas sepeda motornya, menggunakan  kamera HPnya. Maju ke depan, lalu mundur lagi, begitu seterusnya hingga beberapa waktu. Action semuanya ya he..he..
Entah desa apa yang kami lalui saat itu, semakin jauh, semakin berbeda kondisi jalannya. Kami seolah melalui perbukitan. Sesekali jalanan menanjak sangat extrim, lalu menurun dengan curam. Wew, kudu extra hati-hati nih guys…

Si Sexy, Jankgrik krik krik dan AKDM terjatuh

Hingga suatu ketika, kami mendapai tanjakan yang cukup panjang. Tanjakan ini tidak kami perkirakan sebelumnya, sebab awalnya tidak kelihatan sebab berada setelah tikungan. Karena tidak diperkirakan, beberapa dari kami tidak siap dengan tanjakan panjang itu. Kulihat pa Endah kurang antisipasi, beliau telat melakukan over gigi ditanjakan. Gas tidak seimbang, sehingga……

Kulihat si Sexy mundur, pa Endah mencoba menahannya dengan rem depan, tapi percuma saja, si Sexy tetap merosot. Benar saja, pa endah keteteran, merosot turun dan robohlah dia, roboh ke kiri bersama dengan pisang-pisangnya (satu tandan pisang yang diiket dijok belakangnya, oleh-oleh dari bro Ropii). Jatuh persis di depan motor saya.  Astagfirullahaladzim.., pa Endah terjatuh. Saya dan Lifa adalah saksi hidup kejatuhannya.

Disaat yang hampir bersamaan, omjek yang posisinya dua motor di depan pa endah, hilang keseimbangan juga. Lalu miring ke kiri dan menimpa motor Handry. Robohlah mereka semua. AKDM jatuh untuk kali kedua. Bu Rahma kembali merintih kesakitan. Kami semua lalu turun untuk memberikan pertolongan.







Tiba di Menganti

Melanjutkan perjalanan ke Menganti, pola jalanannya tidak berubah, khas jalanan perbukitan, naik turun dan berkelok-kelok, sepanjang beberapa kilometer. Hingga suatu ketika, disaat kami mendapati tanjakan yang cukup tinggi lagi, dan persis di ujung tanjakan yang sambil berbelok ke kanan, kami dikejutkan oleh sebuah pemandangan yang tidak kami sangka-sangka. Dibalik ketinggian itu, terlihat sebuah pemandangan yang luar biasa, sebuah pantai indah yang berbeda dengan pantai-pantai lainnya, pantai yang tampak tenang, anggun dan manja, karena di kelilingi oleh kekarnya perbukitan, sungguh sebuah mahakarya hebat dari Tuhan Yang Maha Kuasa. Subhanallaahh… sangat indah pantai Menganti.

Expressi kebahagiaan kami sangat terlihat, serasa kalap dan salah tingkah semua. Bagaikan mendapati sejuknya mata air di tengah dahaga, bagaikan mendapatkan cahaya di tengah kegegelapan. Lupa akan semua beratnya perjalanan. Semua terobati di sini. Di Menganti. Tak bisa kami gambarkan, betapa bahagianya kami di saat itu.

Tanpa di komando, kami semua sibuk berfoto, di atas ketinggian jalan, yang memperlihatkan pemandangan dan cakrawala indah, antara langit dan samudra. Dahsyat nian hari itu.








Guys, ini semua belumlah Menganti sepenuhnya, ini hanyalah teasernya Menganti. Kami harus riding lagi, melanjutkan perjalanan sekitar 2kilometer lagi, untuk benar-benar merasakan Menganti yang sesungguhnya.











Share this article :
 

+ komentar + 4 komentar

26 Mei 2015 pukul 15.36

ko takada foto kejatuhan paend, or pose foto bareng di tanjakan asoy yg miring itu ?

27 Mei 2015 pukul 10.39

iyaaa... nanti diupdate lagi, masih panjang ceritanya. Worry not ;).

28 Mei 2015 pukul 09.56

foto nya udah ? foto rame2 yang di tepi tebing itu doonk di upload.. : )
ama yang logo escapade di punggung , ha ha

28 Mei 2015 pukul 10.29

Oh yang itu ya..??
Nanti yang itu masuk ke bagian lain, yang judulnya "Menari-nari di Menganti".
Bentar lagi tayang...:)

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. GG ESCAPADE - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Aliem Swazanazegger
Proudly powered by Blogger