TURBALON, Beraksi!!


Pagi semua! Kali ini Team escapade bertemakan “Turbalon”  Apa itu? Yang artinya ialah touring Badak Ujung Kulon. Tepat pada pekan kemarin pada tanggal 29 – 31 Maret 2018. Sesuai perjanjian bahwa kita menetapkan untuk berkumpul pukul 22:00 tikum KBN, hingga di POM bensin daerah Daan Mogot, team escapade lengkap dan siap meluncur.

Dengan enam bikers, dan empat boncengers. Sebut saja, Pak Alim+Kak Bambang, Bang Boris+Kak Tini, Om Rano+Kak Nita, Kak Reza+Iput (Saya sendiri), Om Rino dan Pak Karmadi sebagai single fighter. Dan kami siap meluncur menuju Ujung Kulon! Yey!

Perjalanan kami ke Ujung Kulon ini, bukanlah sesuatu yang mudah. Bahkan, bisa dikatakan butuh perjuangan yang luar biasa, hingga kenikmatan yang luar biasa pula yang kami rasakan di akhir, hihi. Trouble dimulai dari ada yang tertinggal, yang terjatuh, penghalang ban belakangnya rusak, yang diberhentiin sama Polisi karena matanya merah disangkain pemabok padahal mah ngantuk, ahaha.

Hingga akhirnya, beberapa kali kita transit di POM bensin berbagai daerah. POM bensin terakhir pun sekitar pukul 04:30 hingga ke subuh di daerah Pandeglang. Karena jam-jam ini sangat berbahaya jika dilanjutkan. Mata pada jam subuh benar-benar berat dan tidak bisa ditoleran lagi.

Akhirnya, sebagian besar kami memilih untuk tidur, dan ada beberapa yang memilih untuk minum kopi ria, sampai adzan subuh pun datang. Seusai solat, kami pun melanjutkan perjalanannya. Kota Pandeglang dimana jam tersebut benar-benar terasa dingin begitu mencekam. Namun, tetap kami terobos.

Dengan pikiran, mungkin kita akan cepat sampai di Pantai dan Ujung Kulon. Ternyata perjuangan belum berhenti di malam penuh perjuangan itu. Di Kota Pandeglang kita lancar jaya, Alhamdulillah. Ketika sekian lama dari Jakarta hingga Pandeglang kami belum menemukan hilal bahawa adanya Pantai panjang.

At Finally, setelah memasuki daerah Tanjung Lesung. Kami sedikit terobati, melihat pantai yang membuat kami tak dapat berkata apa-apa. Ingin rasanya berkopi ria memlipir di pesisir pantai. Namun, urung. Karena kita mengejar waktu, yang sebentar lagi matahari muncul.

Tepat pada tanjakan besar, dimana pantai terlihat dekat dan sangat indah. Yang mungkin para bikers tidak sanggup menahannya, akhirnya luluh untuk berhenti sejenak ahahaha. Disana kami mengambil photo dengan berbagai gaya, menikmati spot yang indah dengan background pantai.



Dari ujung dimana mata memandang *eak, terlihat awan hitam dengan gerimis manja terlihat diujung pantai yang berjalan menuju kami. Itulah yang membuat kami akhirnya, berhenti berhenti hunting photo. Nggak lama Om Rano berteriak,” Ada pelangi tuh!”






Kami semua pun takjub, yang udah pake helm, naek motor akhirnya turun dan kembali untuk mengabadikan fenomena alam tersebut, akhirnya kembali hunting photo, dan yey!!

Setelah berphoto kami pun melanjutkan perjalanan, yang tentu masih lumayan jauh. Namun, kami pikir ini tinggalah sebuah kenikmatan semata. Ternyata diluar ekspetasi, ahaha.





Kami melewati track yang lumayan sangat memacu adrenalin. Mulai dari bebatuan, lalu pasir yang agak basah. Lho, kenapa pasir? Karena disana dekat pantai jadi beceknya buat tanah merah lagi, tapi pasir. Hihi.

Namun, kami semua sangat menikmatinya. "Ini menjadi tantangan tersendiri buat gua, Put," ucap Kak Reza salah satu bikers kami. Disaat jalanan yang seperti itu, team escapade melihat seorang petani yang motornya seperti tergelincir ke bawah. Akhirnya sebagian berhenti untuk menolongnya.

Setelah melewati medan tempur yang memacu adrenalin itu, tak terasa kami sampai pada wisma dimana kami akan berpetualang. Yey berpetualangan dimulai!

Sekitar pukul 08:30 kita sampai, makan, kemudian beberes barang-barang ke dalam kamar. Pihak wisma menyediakan kamar 3 jadilah kami para ladies menempatkan kamar yang di tengah.

Setelah sibuk mandi, beberes, dan beberapa ada yang terlelap karena lelahnya tak tertahankan. Termasuk saya ini, ahahaha.

Sekitar habis solat dzuhur, para bikers pun memutuskan untuk pergi ke patung Badak. "Buat bikers, yang udah bisa sampe sana, udah keren banget!" ucap Pak Alim bak Kepala Desa yang sedang berpidato, hihi.

Karena medan tempur lebih parah mungkin, sehingga untuk kalangan bikers mereka yang telah mendapat photo di patung Badak sesuatu yang luar biasa.


Akhirnya, kami pun meluncur. Baru sekitar 3 menitan tancap gas. Gerimis deras mengundang, awalnya sempet ragu untuk melanjutkan. "Lanjut!!" teriak om Boris. Dan juga saya, yang begitu antusias. Karena hanya duduk, *eh hihi.

Setelah usai solat ashar bagi yang melaksanakannya, kami semua dengan 6 bikers pun meluncur dengan tancapan gas yang sempurna~

Sore itu benar-benar sejuk, nggak ujan nggak panas, karena ujannya tadi lewat aja. Para petani memulai menggarap sawahnya dan anak anak kecil tertawa renyah, dengan mainan sederhana mereka. Kebahagiaan mereka sangat sederhana, berbeda dengan budaya anak anak di Jakarta. Melihat rumah para penduduk dengan nuansa kampung yang masih sangat asri. Dan keindahan panorama alam dimana sisi kanan kami adalah pesisir pantai, dan di sisi kiri terdapat bukit dan paparan sawah luas. Suasana yang begitu menyenangkan!


Bebatuan, dan sedikit bebecekan yang kita lalui, akhirnya sampai di tempat yang kita harapkan. Tak lain dari patung Badak ini. Yey! Escapade berhasil misi pertamanya!




"Misi kita selanjutnya adalah melihat sunset di Pantai Daplangu, Lets go!!" ucap Pak Alim dengan semangat.

Karena ketika itu sekitar pukul 17:00 lewat, maka para bikers pun gaspol karena takut kelewatan sunsetnya. Tiba-tiba kami harus berhenti di sebuah warung, menunggu Pak Alim yang kehilangan kacamatanya, karena tadi melaju terlalu cepat. Dan, you know what? Kacamata itu baru aja beli di Tokopedia dan masih ada kardusnya, itulah sebabnya Pak Alim rela-relain balik lagi hanya untuk mencarinya. Sejurus kemudian, Pak Alim muncul dengan wajah kecewa, "Ayo kita pergi." Ucap Pak Alim dengan lesu. Kacamatanya tak berhasil ditemukan. (Yang sabar yak, Pak. Semoga diganti dengan yang lebih baik, Aamiin).

Karena bikers kami udah sangat handal *asek. Sampailah kami semua di Pantai Daplangu di waktu yang tepat, walau sempat berhenti karena trouble kacamata hilang, ahahaha. Dimana sunset baru akan mulai, para ladies sangat terpesona melihat pantai, dengan angin yang berhembus manja, dan desir pantai yang membuat kami semua tertawa. Ya, maklum nggak ada Pantai seindah ini di Jakarta.




Setelah menikmati sunset di Pantai Daplangu, kami semua kembali ke wisma dengan sangat lelah namun tak seberapa dengan rasa puas karena sudah berhasil misi menuju patung Badak dan juga sunset di Pantai Daplangu. Yey!

Para ladies pun kembali ke kamar, bebersih badan, dan makan lalu tidur. Dan, entahlah apa yang dilakukan para lelaki, katanya sih tidur yang berkualitas, ahaha. Mengapa kami para ladies tidur cepat? Karena kami tahu, besok kita exploring pulau dari Pagi. Jadi harus istiharat yang cukup. Karena petualangan yang sesungguhnya baru akan dimulai!

***

Pagi yang cerah Daerah Ujung Kulon disambut dengan semangat oleh team Escapade. Setelah makan, kami dari team Escapade 10 orang, ditambah rombongan dari Bandung 5 orang. Untuk 1 kapal. Pak Edi--Owner Wisma, memberitahu bahwa kapal biasanya sekitar 20 orang. Tapi, karena kami sedang Lucky, ya lagi lagi kami beruntung. hihi.

Dipandu oleh Kang Dimas sebagai guide kita selama exploring pulau. Sekitar 3 menit kami berjalan dari Wisma menuju Dermaga. "Kang, makanan khas disini apa ya?" Kak Nita dan Kak Tini bertanya bak rebutan perhatian si Kang Dimas *eh ahaha.

"Hmm, Ikan asin." Jawaban Kang Dimas, singkat dan polos.

Kami bertiga tertawa,"Di Jakarta juga ada kang Ikan asin mah," ucap Kak Nita.


Setelah sampai di Dermaga, kami semua langsung diarahkan untuk naik ke sebuah perahu. Mengapa perahu? Perahu ini akan mengantarkan menuju dimana Kapal mendarat, pada sangat terlihat. Karena kalau Perahu itu mendarat di ujung pesisir pantai, bisa bisa kandas katanya.




Akhirnya, kita sampai di Kapal menuju Pulau Cidaon, pulau pertama dimana berharap akan melihat tujuan terbesar kita yaitu Badak, ahahaha. Sekitar satu atau dua jam kami sampai di Pulau Cidaon (Nggak terlalu memperhatikan waktu saya, karena terlalu takjud menikmati laut lepas nun indah, hihi)



"Supaya hewan yang sudah ada nggak kabur, dan yang belum ada dateng. Maka kalian nggak boleh berisik yak," jelas Kang Dimas, ketika hendak memulai perjalanan menuju Hutan belantara itu. Setelah kami semua mengiyakan penjelasan Kang Dimas, perjalanan dimulai dengan bberapa lelaki di depan. Para ladies berdekatan, karena ada rasa was was sedikit, bukan takut ada setan, takut ada tiba-tiba monyet iseng ambil tas atau hape kita, entar mereka minjem casan juga bahaya, bukan? ahahaha



Kak Nita di depan, Iput, baru Kak Tini. Kami serasa berkunjung di tempatnya Tarzan, karena nggak ada penduduk disini. Benar-benar pure Hutan belantara yang hanya ada hewan yang menetap. Setelah melewati pepohonan yang rimbun dan tinggi, bebatuan dan tanah yang sedikit licin. Akhirnya terlihat hamparan rumput luas, dan disitulah kami berhenti menunggu kedatangan Badak.





Hening, kami semua berharap bisa melihat Badak, sehingga menahan mengeluarkan suara. Hanya dengan berbisik-bisik saja. Pak Edi pun sudah memberitahu diawal memang 99% kemungkinan tidak akan bertemu Badak. Bukankah Badak ini berhasil buat kami greget? Apa perlu beliin Iphone agar dia mau keluar untuk photo bareng?

Setelah sebagian berkeliaran, dan akhirnya lelah. Kami pun menyerah dan memutuskan untuk pergi saja ke Pulau selanjutnya.

Dengan sedikit rasa kecewa, karena kami tidak berhasil melihat Badak. Boro2 Badak, bantengpun tak terlihat, yang ada hanyalah uuk Banteng yang bervariasi, ada yang kering sampai basah seperti BCL (Belom Cebok Lari) *eh hihi. Kang Dimas pun bercerita, bahwa orang Prancis yang sedang melakukan penelitian, mereka harus bermalam di Hutan ini, tidak mandi, tidak makan demi ingin bertemu si Badak dan akhirnya bertemu. Lalu apa kabar dengan kita yang paling bisa sejam atau dua jam menunggu Badak?



Pulau selanjutnya adalah Pulau Peucang. Yang tidak jauh dari Pulau Cidaon. kurang lebih hanya 5 menit (lagi lagi seperti tadi, saya terlalu sibuk menikmati laut dan panorama alam sehingga lupa sama waktu, hihi) Setelah mendarat di jembatannya. You know what? Pantai disini, Oh My God! Bagus bangetttt! Pasirnya yang putih dan lembut, dan airnya yang biru bersih bangettt!! Rasanya pengen banget main di pesisir pantai sambil berenang gaya batu.



Yang laen pada sibuk menempati barang-barang di sebuah saung di depan Pantai, Saya dan Kak Tini ternyata diluluhkan oleh nafsu, kita nggak kuat lagi. Akhirnya kita maen bersama pantai dengan pasir bersih dan lembut ini. Sejurus kemudian, kita pun beringsut ke saung. Karena cacing-cacing di perut pada demo meminta haknya.

Setelah selesai makan, sebagian pun pergi untuk sholat dzuhur. kemudian, diarahkan untuk pergi lagi untuk snorkling. Sedikit kecewa sih, karena kita nggak snorkling di Pulau Peucang ini. Oke kita akan snorkling di pantai yang lebih bagus lagi.

Sekitar 5 menitan dari Pulau Peucang, kapal berhenti dan menurunkan jangkar. Dan kami semua siap menggunakan pelampung, karena disinilah kita akan melakukan snorkling.









Jangan tanya apa yang saya lakukan pada saat itu, hanya merenung dalam kegelisahan, ahaha. Apalagi ketika pak alim memasukkan bambu ke dalam laut, dan bambu itu terus tenggelam tak terhenti. Yang artinya, dasarnya sangat dalam.

Para bikers dan lelaki lainnya sudah pada menikmati aja, berenang di lautan yang biru itu. Ombak kecil yang membuat semakin seru persnorklingan Escapade, hihi. Hanya para ladies dan Bang Boris aja yang masih ragu ragu untuk segera nyemplung.

Kak Tini sedang sibuk prepare alat snorklingnya, dan Kak Nita dan saya pun menunggunya. "Ayo, Tince. Kita nyemplungya barengan."Ucap Kak Nita, akhirnya kami bertiga saling tunggu menunggu. "Nggak akan tenggelem, kok. Kalo make pelampung dijamin nggak tenggelem. Ayo turun!"ucap Om Rano, Pak Karmadi dkk. Mereka yang sudah di bawah laut terus menyombongkan diri karena telah merasakan nikmatnya berenang di laut dengan menyaksikan lukisan-Nya yang sangat indah.

Akhirnya, kami yang pada ragu untuk lomcat. Lewatlah jalan pintas, dan lebih aman. Yaitu lewat belakang kapal. Yang terdapat tali untuk kita turun perlahan. Dan akhirnya, tadaaa!! Kami semua merasakan kenikmatan yang luar biasa hingga speechlesss!!

Ya, walaupun masih suka panik karena kaki ini nggak bisa napak, ahahahaha. Setelah lumayan lama, dengan mencoba semua variasi berenang. Mulai dari gaya batu, tiduran, dan lain-lain telah dicoba, terasa bosan. Singgah lagi kami, menuju Pulau Badul, yang itu kata Kang Dimas, sangat indah. yang membuat kami semua tak sabar berkunjung.

Kapal pun melaju dengan sempurna, hingga akhirnya terlihat pulau sangat kecil. Ya, sangat kecil, gengs! Pulau Badul pun memanglah sangat kecil dari yang lain. Para fighters yang bersiap-siap untuk memakai pelampung, karena akan berenang lagi. Kali ini hingga ke pesisir pantai. Yey!!^~^












Kak Reza nggak mau turun lagi pada saat itu, mungkin dia kedinginan. Jadilah dia dokumentasi di atap kapal. Dan yey, hasilnya kerennn! Escapade di dalam laut dan di pesisir pantai di ambil dari jauh yaitu atap kapal.

Walaupun pada saat di Pulau Badul ombaknya cukup besar, tak membuat kami semua gentar untuk terus bersnorkling ahahaha. Apalagi kami para ladies. yang bertigaan tiduran berjejer bak Ikan pindang. di pesisir Pantai, tiduran di atas laut, menatap indahnya awan, yang merupakan lukisan-Nya yang luar biasa indahnya. Kami bertiga bersyukur telah diberikan kesempatan itu.

Ya, kami bertiga sangat menikmati tiduran di laut itu, sambil memuji segala nikmat-Nya yang begitu banyak kepad kami. setelah kami semua merasakan sangat puas, ada yang lari-larian dan yang tenggelem melihat karang yang indah di dasar laut. Kembalilah kami dengan rasa sangat puas.

Eits! Masih ada satu lagi Pulau yang akan kita injak, gengs! Yaitu Pulau Oar, kami akan melihat sunset disana. Plangnya yuhuuu~ Harus kita dokumentasikan, alias photo photo^~^ Setelah melihat indah sunset di Pulau Oar, kami pun kembali. Dengan saya, Kak Tini, Bang Boris membawa oleh oleh dari Pulau Oar, hihi. Iput dan Kak Tini membawa kerang yang bagus bagus. Dan Bang Boris membawa keong dengan seperangkat alat pantai alias pasirnya sebotol penuh, ahahaha.


Kami sampai di dermaga sudah gelap, ada sedikit rasa kecewa, bahwa di Pulau Cidaon kami tak melihat si Badak. Pupus sudah harapan berphoto dengannya. "Tenang, setidaknya kita sudah pernah menapakan kaki di Pulau tersebut!" ucap Pak Alim, dibalas anggukan para bikers keren Escapade. Karena kata-kata Pak Alim terkadang memanglah sakti. Hihi.

Kami kembali ke Wisma, mandi, makan dan bergegas untuk kembali ke Ibukota. Sekitar jam 8 an lewat kami meluncur. Walau sempat terkendala oleh knalpotnya "Kulon" Tapi itu hanyalah masalah kecil, yang menjadi bumbu serunya cerita Escapade goes to Ujung Kulon.

Mungkin sekian liputan kami menuju Ujung Kulon. So, nantikan destinasi selanjutnya, yak!!

Salam,
Escapade!


Writing by :: Iput
Editing by :: Pak Alim
Share this article :
 

+ komentar + 5 komentar

6 April 2018 pukul 14.34

Semoga next turing, Escapade lebih rame yooo, Aamiin~

7 April 2018 pukul 09.36

Siip.. Aamiinn..

7 April 2018 pukul 10.06

Amin...terima kasih iput...

7 April 2018 pukul 10.31

Amin
Nice post put..

7 Agustus 2018 pukul 10.59

Wow...Keren put...thanks yow...see u next turing (^0^)
Trima kasih Pak Alim & Team Escapade (",)

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. GG ESCAPADE - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Aliem Swazanazegger
Proudly powered by Blogger