Malam itu, Sabtu, 21 Maret 2015, tepat pukul 01:00 dini hari,
kami tiba di lokasi Arus Liar. Setelah parkir kendaraan, kami lalu disambut dan
diarahkan oleh petugas setempat ke tenda kami, dengan berjalan sekitar 100
meter, kami tiba di lokasi tenda. Segala
jamuan sudah siap, mulai makan malam yang sudah dipacking, jagung rebus, dan
juga kopi+teh. Oke pak petugas, terima kasih ya atas sambutannya yang ramah.
Secara acak dan tanpa banyak peraturan, kami langsung terbagi ke empat tenda
yang berbeda. Cukup besar tendanya, kapasitas 5 orang per tenda, lengkap dengan
segala perlengkapan tidur. Saya sendiri kebagian tenda no.2 dengan anggota pak Jono, Aldi dan saya sendiri. Tenda pertama dihuni oleh Om Jek, Bro Nurdin dan
Pak Endah, tenda ke-3 khusus cewek yakni bu Rahma, Niar dan Hartini, sementara
tenda terakhir atau tenda ke-4 dikuasai oleh pak Dedi dan Galuh.
“Laper bro!, gw makan dulu ah..”. Beberapa dari kami ada yang
memilih langsung makan, sebagian langsung mandi, ada pula yang masih sibuk
beberes di dalam tenda.
Setelah semua ritual mandi+makan terlaksana, kami lanjutkan
dengan sholat Isya di Mushola lalu ngariung di depan tenda, beralaskan matras
yang telah disediakan oleh petugas setempat. Mengingat malam yang sudah larut,
ngariung hanya dilakukan oleh beberapa orang lelaki, sebagian lelaki langsung
beristirahat di tendanya , begitupun para cewek langsung memilih beristirahat
di dalam tenda. Saya sendiri masih ngariung bersama pak Dedi, Galuh, Om Jek dan Pak
Endah.
Tak disangka, nikmat sekali di dalam tenda bro! Suara
gemiricik air ladang dan suara jangkrik sangat indah malam itu, menghiasi
heningnya malam itu. Alhamdulillah, sayapun terlelap... Zzzzz...
Ah.., baru juga terlelap, saya mendengar suara Pak Endah
membangunkan kami, subuh..subuh... Oh, sudah Subuh rupanya, aghhh... masih
ingin tiduurrrr....
Sekitar pukul 07:00, kami semua (kecuali Niar yg ngga ikutan rafting) diantar petugas untuk kegiatan rafting (arung jeram), lalu bersama-sama menuju ke titik lokasi permulaan rafting. Dengan dipandu petugas, kami mulai mengenakan seragam rafting lengkap dengan helm keselamatan dan dayung.
Oke pak petugas, kami sudah siap. Selanjutnya kami mulai
diberi pengarahan dan beberapa petunjuk serta peraturan2 dalam ber-arung jeram.
Kami terbagi menjadi 4 kelompok perahu. Saya sendiri satu perahu dengan pak
Jono, Handry dan Bu Rahma, dengan pak Wahyu sebagai Rescue kami.
Bismillah, kami mulai berarung jeram, ayo dayung maju
kawan..., kita kejar perahu lain. Aduh, begini ya rasanya berarung jeram, cukup
ngeri euy, hantam batu sana-sini, bener-bener arusnya liar nih..., belum juga
jauh mendayung, kita musti tabrakan dengan tim lain, lalu mulai siram-menyiram,
rame dan seru ha..ha..., sukurin pada basah kan..?? :P
Terkadang, kita juga melalui arus yang tenang, asyik juga
saat tenang begini, bisa bercerita dengan teman-teman, ngebayangin kita lagi
mengarungi sungai Amazon lalu ada ular Anaconda xixixi...
Disaat ayik bercerita, tiba-tiba byurrrr, busyet saya terlempar dari perahu bro! Saya ngga
antisipasi saat tiba2 perahuku nabrak batu cukup keras. Aduh tolooonngg..., Bu
Rahma mencoba meraihku, namun gagal karna arusnya cukup deras, lalu pak Wahyu
(rescue) menyodorkan dayungnya, sulit juga meraihnya, sangat sulit. Situasi genting nih, namun
akhirnya, entah bagaimana prosesnya, saya berhasil terangkat ke atas perahu.
Nah lho, dayung mana dayung? Dayungku hanyut kebawa aruuss....
Beberapa saat setelah perahu kembali berjalan, rupanya sudah ada petugas yang menyelamatkan dayungku, kuraih kembali dayungku, ah syukurlan..., lalu melanjutkan rafting, dengan segala tantangannya.
Dayung dan terus mendayung, perahuku silih berganti adu
balap dengan perahu lain, terkadang nyangkut dibebatuan dan sulit terlepas.
Yang ini bagian team rescue yang mengatasinya, kita mah diem aja deh.
Tibalah kami di sebuah arus yang mengerikan dan mendebarkan, agak curam dan
deras bro, kupikir kita akan terjun ke jurang melalui air terjun. Dalam keadaan
seperti ini, rasanya saya sangat menyesal mengambil posisi duduk paling depan.
Namun apa boleh buat, nasi sudah menjadi bubur, kita harus siap dengan segala resiko, dan yess!!! Sukses bro! Meski terbentur
batu disana-sini, perahu kami berhasil melaluinya, ah bukan jurang rupanya,
namun hanya belokan sungai yang memang cukup mengerikan. Cornering yang
dahsyat bro!
Lanjut yukk mendayungnya.., setelah melaui belokan dahsyat itu, kita lanjut mendayung dan tibalah kami di suatu tempat yang berbeda, semacam check point pendayunganlah, sungai dengan arus tenang dan dalam,
kami semua diminta nyebur ke sungai itu? Hah?? Seriuss nih..??? Iya bener kita
semua nyebur deh, kulihat peserta di perahu yg lain juga pada nyebur... okelah
ikutan nyebur, byurrr ah segaaa rrrrrr......... (bersambung)
Posting Komentar