Tepat pukul 19.15, dengan bacaan basmalah, kami menggeber gas pertama menuju Citarik, Sukabumi. Belum juga 5 menit, si Om Jek yang kami tunjuk menjadi RC (Rider Captain), langsung on fire dan jauh meninggalkan kami. Beuuh, gw kejar tuh om Jek, sampe di depan KBN. “Om selow aja, di belakang jauh tuh”, begitu pintaku. Sejak saat itu, om Jek, yang malam itu ngeboncengin Niar, mulai bisa mengontrol sifat garangnya “si Jangkrik krik..krik..”, tunggangannya.
Bro, malam itu adalah Jumat malam, 20 Maret 2015. Sebuah tanggal keramat yang sudah kami kunci untuk kegiatan ini, Turcamjer (Turing-Camping-Arung Jeram) di Citarik, Sukabumi. Kami berangkat dari KBN dengan jumlah peserta 8 cowok ganteng+3 cewek cantik :D. Semuanya sudah siap fisik dan mental, mantap dan tanpa bimbang ataupun galau.
Start dari KBN, kami beriringan melalui rute Cilincing-Walikota Jaktim-Klender-Duren Sawit-Kalimalang-Pangkalan Jati-Jati Waringin-Pondok Gede-Kampung Artis-Bambu Apus-Pondok Ranggon-Munjul-Jalan Raya Bogor, dengan Om Jek sebagai RC, dan saya sendiri sebagai Sweeper (gantiin bro peran bro Boris yg malam itu ga bisa berangkat bareng).
Kami break pertama di POM Bensin daerah Radin Inten, ngga disangka, hujan turun cukup deras bro!. Setelah isi bensin, kami langsung lanjutkan perjalanan, tentunya setelah mengenakan seragam anti hujan (jas hujan maksudnya).
Kami menikmati perjalanan malam itu, dengan guyuran hujan yang cukup deras, membuat beberapa ruas jalan yg kami lalui menjadi banjir, cukup tinggi bro banjirnya, di sekitaran Jatiwaringin-Pondok Gede.
Beberapa kali saya harus “berlari” ke depan, mengontrol dan memastikan semua peserta, agar tetap solid dan tidak tercerai berai, setelah itu kembali lagi ke posisi semula (paling belakang). Kami juga terbantu dengan posisi pak Dedi yang malam itu memilih sebagai boncengernya Galuh, namun cukup sigap membantu mengatur ritme perjalanan dengan sejata andalannya yang bisa menyala dan berkedip itu. Hujanpun masih belum berhenti sepanjang jalan itu, cukup deras nan dingin, membuatku teringat kepada seseorang yang pernah memboncengku, halah!.
Tibalah kami memasuki jl. Raya Bogor, saatnya saya mengambil alih peran RC, lurus mengarah ke kota Bogor. Tugas saya hanya sementara, yakni mencari posisi pak Jono yg malam itu menunggu di daerah Cijago. Well, ketemu tuh pak Jono, dengan kebo putihnya. Ngga pake lama, pak Jono langsung kami tunjuk menjadi RC, sepanjang jl. Raya Bogor-Ciawi. Edan bener pak Jono, baru dinobatkan sebagai RC, langsung ilang ga karuan, bahkan om Jek sampe ga tau pak Jono sudah ngacir mendahuluinya dan dikira kita masih mencari pak Jono di daerah itu, wakwkwk...
Hmm... hilangnya pak Jono menjadi ujian buat sweeper, dan saatnya membuktikan performa “Hulk Ijo”, gw kejar deh kebo putih sampai ketemu, wussssh....., ketemu juga tuh si kebo putih, sudah agak pelan dia, ya sudah kuberhentikanlah dia di pinggir jalan, sambil menunggu rombongan lain yg masih tertinggal di belakang. Dan beberapa saat kemudian, rombonganpun tiba, kami langsung saja meneruskan perjalanan, tetap bro Jono sebagai RC, menyusuri jalanan menujur Bogor, hingga Ciawi yang kami rencakanan sebagai tempat istirahat.
Memasuki kota Bogor, intensitas hujan mulai berkurang, walau masih gerimis mengundang. Jalanan warung jambu-Bogor cukup padat dan lancar, beberapa kali kami beriringan dengan club-club motor lain, salam kenal bro, kami adalah Escapade Team. Kami masih solid malam itu, beriringan dan teratur. Tibalah kami di Ciawi, dan kami putuskan berisitirahat di sebuah warung, selamat makan-makan-makan dan ngopi ya....
Setelah dirasa cukup, kami melanjutkan perjalanan, menuju Sukabumi. Beberapa saat setelah lepas landas dari Ciawi, kami break lagi di sebuah POM Bensin, isi bensin, ke toilet dan menyiapkan perbekalan untuk camping, sesekali kami juga coba komunikasi dengan bro Boris+Vivi yang akan menyusul, namun ternyata tidak mudah akibat keterbatasan sinyal di daerah itu. Oke ngga bisa lama-lama ya bro! Kita harus bergegas, sebab kita harus tiba di lokasi sekitar pukul 00:00-01:00 dini hari sesuai schedule kita. Kita percaya bro Boris dengan "Njum" andalannya mampu ke Citarik sendiri. Melanjutkan perjalanan, kami mulai menghadapi tantangan. Kemacetan luar biasa di sepanjang jalan itu, membuat kami sulit untuk terus menyatu, di sini kita harus extra hati-hati dan tetap waspada, karena selain macet, jalanan pun banyak berlobang. Cukup panjang macetnya ya bro.
Well, “Hulk Ijo” berhasil mengatasinya, lepas dari macet, posisi saya menjadi terdepan. Saya jalan pelan di kiri jalan, menunggu kalian neh bro. Terlihat bro Jono dan Handry+Rahma menyalipku, kupikir mereka akan ikut pelan ya nyatanya malah tetap ngebut wushh...., tapi yang lain mana ya? Wah gawat terpaut jauh rupanya. Saya tetap jalan pelan bro, dan... rombongan kedua pun muncul tet-tot, saya langsung mengambil posisi paling belakang. Nah! Ada satu yg kurang rupanya, mana neh bro Nurdin? Wah gawat ga ada dia. Oke, saya putuskan tetap jalan pelan. Kini saya tertinggal jauh dari rombongan, berharap kesusul/ketemu bro Nurdin, yang malam itu ngeboncengin Hartini.
Terus pelan dan pelan, agak lama bro, kagak nongol juga tuh bro Nurdin. Wah, plan B akhirnya saya keluarkan, ngebut lagi saya, ngejar rombongan. Ketemu tuh mereka yg di depan, kuberhentikanlah semuanya, menunggu bro Nurdin. Kami berhenti beberapa saat di pinggir jalan, nah!!! Ngga lama kemudian, tu dia bro Nurdin, sudah keliahatan....
Oke bro, rombongan sudah lengkap neh, kita lanjut ya, ayo bro Nurdin, anda ngga boleh tertinggal lagi, kita sudah mengatasi kemacetan dengan penuh perjuangan, saatnya kita menikmati perjalanan lagi.
Malam itu, jarum jam menunjukkan pukul 23.30, kami masih menyusuri jalan raya menuju Sukabumi, melalui pertigaan Parakan Salak, Parung Kuda dan lain sebagainya. Berjalan beriringan dengan kecepatan sedang dan tetap teratur. Tibalah kami di pertigaan Cikidang, sekitar pukul 00:00. Tanpa basa-basi kami langsung belok ke kanan, ke arah Citarik. Nah, aseek neh bro, jalanannya sepi polll.. dan berkelok-kelok, layaknya sirkuit Grand Prix. Saya sangat menikmati malam itu, sesekali sengaja saya geber ke depan, lalu mundur lagi ke belakang, tet-tot tet-tot ga jelas hanya untuk menikmati malam itu.
Di tengah perjalanan malam nan sepi itu, saya terposisikan menjadi terdepan. Wah syerem bro, penerangan dan rambu jalan minim, banyak belokan dan turunan sangat curam. Jika tidak extra hati-hati, bisa offside bro, nelosor ke kebun sawit. Entah nyasar atau tidak, pokoknya saya PD aja membawa rombongan terus melaju. Nah tu dia ada papan petunjuk ke lokasi Arus Liar, alhamdulillah tidak nyasar rupanya, kami berbelok ke kiri, 100 meter dan ketemu tuh lokasi yang kami tuju, tepat pukul 01:00 kami tiba. Oke bro! Kita finish di sini. 142 kilometer (KBN-Citarik) sudah kami tuntaskan. (bersambung...)
Posting Komentar